MPASI Fatih



Weekend ini lagi semangat-semangatnya nyiapin MPASI Fatih. Kamis kemaren fatih baru selesai vaksin DPT3 sama DSA favoritnya bunda fatih. Cerita soal mpasi, saya jelasin ke dokter kalau fatih skrg sedang makan menu tunggal. Udah hampir seminggu. Trus dokternya tanya, respon fatih gimana? Mau ga? Alhamdulillah mau banget, dia selalu lahap makan apa aja. Trus dokternya diem, ngambil catatan, dan mulailah dokter ngasi penjelasan yang bikin saya kaget.

Dokter bilang menu tunggal tidak lagi diajurkan, saya dianjurkan untuk langsung bikin bubur susu buat Fatih, bahkan dokter juga menganjurkan beli aja bubur bayi kemasan yang banyak dijual di pasaran. Saya tanya, apa itu ga ada pengawetnya? Trus gimana dengan gula garam yang ada di produk tersebut?
Dokter bilang, proses pembuatan bubur bayi kemasan harus mengikuti standar WHO sehingga pilihlah yang sudah ada ijin BPOM, produknya pun tidak awet lama, karena pengawet, gula dan garam yang digunakan pun aman untuk bayi. dokter juga menjelaskan kalau Amerika mentolerir gula garam bagi bayi asal sesuai standar, berbeda dengan Eropa yang sama sekali tidak menggunakannya, sehingga menurut dokter ibu boleh memilih menggunakan atau tidak. kalaupun tidak menggunakan gula garam, rasa manis dan gurih bisa diperoleh dari buah dan sayur.
Selain itu, menurut dokter mpasi yang dibuat oleh ibu belum tentu mengcover seluruh kebutuhan gizi bayi dalam sehari, sedangkan di dalam bubur bayi komersil sudah disesuaikan dengan standar kecukupan gizi harian bayi. Sambil menjelaskan, Dokter juga menuliskan artikel di website IDAI yang membahas tentang ini. Saya masih bingung, karena saya berangkat dari idealisme ingin ngasih mpasi homemade buat Fatih, tapi justru saya malah disuruh beli bubur komersil aja. Kalau gitu saya ga perlu beli peralatan masak yang macem2 dong, kalau ujung2nya cm dikasi bubur instan yang tinggal disiram air hangat juga jadi.

Akhirnya sampe rumah saya googling,  saya baca2 semua web yang dikasi dokter. Selain itu juga ada beberapa web membahas hal yang sama.
Kurang lebih dari yang saya baca, saya simpulkan: Dulu, memang dikampanyekan untuk memasak sendiri mpasi untuk bayi karena diyakini lebih sehat dan terjamin kebersihannya. Namun setelah dilakukannya banyak penelitian klinis, akhirnya diketahui bahwa banyak bayi yang tidak terpenuhi gizinya, terutama zat besi. Sehingga WHO/UNICEF mengumumkan bahwa makanan pendamping yang diproduksi oleh industri makanan dapat digunakan sebagai makanan yang mencukupi kebutuhan gizi dan aman.

Dipenghujung diskusi saya dengan DSA fatih, beliau ga melarang saya untuk ngasi makan bubur yang saya buat sendiri, tapi dengan catatan ada campuran lain, seperti sayur, daging, ikan, tahu, tempe, unsalted butter, dll.
Hari ini saya (baru) belanja buat keperluan makan bubur fatih, karena di buku panduan mpasi yang saya beli, bubur saring diberikan setelah bayi masuk usia 7 bulan. Selain itu, saya juga beli bubur bayi komersil yang dijual di pasaran untuk mengimbangi gizi dari bubur yang saya buat sendiri.
Karena bagi saya makanan Fatih bukan sekedar nutrisi, tapi saya juga mau Fatih kenal rasa asli dari makanan tsb, dan ga jadi pemilih makanan (picky eater).
Ohya satu lagi, jangan cepat menjudge negatif ibu yang ngasi makan anaknya sama yang instan, karena semua itu pilihan dan keyakinan masing2. Semua ibu di dunia ini pasti mau ngasi yang terbaik untuk anaknya.

Sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kado Ulang Tahun; Komisi Yudisial

Hakim Agung Jalur Non-Karier: Sebuah Kelaziman yang diperlukan

Mengurus Visa Korea Selatan