Kado Ulang Tahun; Komisi Yudisial
Dimulai dari
pengalaman magang saya di LBH Padang pada tahun April 2013 lalu yang akhirnya
memperkenalkan saya dengan kerja-kerja yang dilakukan oleh Komisi Yudisial. Hal
tersebut secara tidak langsung menarik minat saya untuk ikut terlibat dengan
Komisi Yudisial secara langsung.
Pada agustus
2013 saya melanjutkan S2 di UGM, kemudian pada tahun ini KY membuka formasi
CPNS cukup banyak, dan sayapun ikut mendaftarkan diri. Namun karena jadwal tes
tersebut berbenturan dengan jadwal kuliah saya di UGM dan lokasi tesnya di Jakarta, yang tentunya
memakan waktu yang tidak sebentar, saya
urung mengikuti tes tahap selanjutnya. Namun, keinginan hati masih saja
tertambat pada Komisi Yudisial.
Tahun 2014,
tidak disangka KY masih menerima pendaftaran CPNS, walaupun hanya untuk 13
formasi saja (agak ngeri-ngeri sedap juga, apalagi kementerian lain menawarkan
formasi yang jauh lebih banyak). Entah kenapa, walaupun hanya sedikit, rasanya
hati mantap mendaftar di KY, apalagi Tahun ini kebijakannya tidak dapat
mendaftar lebih dari satu kementerian/lembaga.
Pendaftaran
melalui website sscn.bkn.go.id dimulai tanggal 22 agustus sampai dengan 6 September
2014. Tapi karena waku pendaftaran yang singkat, pendaftaranpun diperpanjang
sampai akhir September. kelulusan administrasi diumumkan pada tanggal 8 Oktober
2014, dan Alhamdulillah saya lolos seleksi administrasi. Ujian TKD pun akan
diselenggarakan pada 15 Oktober 2014.
Pada tanggal 14
Oktober pagi saya sudah bersiap-bersiap akan berangkat ke stasiun tugu Yogyakarta
diantar oleh teman kos. Saya baru sadar kalau saya tidak menggunakan helm saat
sudah tiba di tugu jogja, alhasil saya jalan kaki nyebrang lampu merah (untuk
melewati pos polisi, hehee), sampai di jalan mangkubumi, barulah saya naik lagi
ke motor. Ketidakberuntungan saya tidak sampai disitu (ga berani bilang
kesialan :D), sesampainya di kereta, ternyata kereta bisnis Fajar Utama Yogya (khususnya
gerbong saya)penuh sesak, kursi terisi penuh dan saya (lagi-lagi tidak
beruntung) karena harus duduk hadap-hadapan dengan penumpang di depan saya (seperti
kursi ekonomi), namun saya coba ikhlas dan tabah (halaah). Satu jam berjalan,
saya sadar gerbong itu AC nya mati, dan cuaca siang itu benar-benar panas
terik. Ibu yang di sebelah saya mulai gelisah, saya juga sudah 2x menanyakan ke
petugas KA yang lalu lalang soal AC itu, mereka suruh tunggu tanpa ada
tanda-tanda akan menghidupkan AC. Ternyata ibu di sebelah saya dengan nada
emosi bertanya “ini AC gimana sih mas? Idup apa enggak sih, panas banget gini”.
Si petugas langsung buru-buru menyongsong atasannya (FYI aja, tadi saya
ngomongnya baek-baek, jadi mungkin dianggap lalu aja, tapi si Ibu dengan nada
emosi dan muka bengis, hihihi). Tidak beberapa lama, kami yang kepanasan di
gerbong itu disuruh pindah ke gerbong belakang yang lebih sepi dan lebih adem. Alhamdulillaaaaah…
pada saat itu saya berdoa, semoga ketidakberuntungan ini tidak berlanjut sampai
esok hari, karena besok adalah jadwal saya ujian TKD.
Hari H pun
datang, ujian TKD dijadwalkan jam 9. tapi, jam 7 saya sudah nongkrong di BKN
Pusat. Saya banyak bertemu teman-teman baru, bahkan ada pula yang berasal dari
Sumatera Barat. Setelah ngobrol ngalor-ngidul, kami dipanggil masuk untuk
registrasi ulang dan mendengarkan arahan dari Komisi Yudisial. Jam setengah 10,
kami semua masuk ke ruangan eksekusi. Soal ujian terdiri dari 100 soal dengan
waktu pengerjaan 90 menit. Saya merasa terkaget-kaget dan agak panik dengan
jenis soal yang diluar ekspektasi saya. Walaupun sebulan sebelum ujian saya
sudah mencicil membahasa soal TKD setiap harinya, tapi soal TKD di BKN ini
sungguh menguras energy saya.
Tes intelegensi umum (TIU) Soal deret
aritmatika hanya muncul 3 soal, dan soal ketiga itu angkanya ratusan. lalu ada
lagi soal logika matematika seperti ini, harga Cabai di pasar minggu Rp. 500
lebih mahal dari Pasal Jumat, Pasar Kamis lebih murah Rp. 5000 dari Pasar Senen
tapi lebih mahal dari pasar jumat, Pasar Rabu lebih murah Rp. 1500 dari Pasar kamis.
Urutkan pasar yang menjual cabai dari harga termurah. Mabok deh! Haha. Soal kombinasi
lainnya adalah bekal nasi yang akan diberikan dalam satu minggu. ikan tidak
boleh berturut-turut dengan ayam, ayam harus dilengkapi dengan pudding. Cumi dan
ayam harus diselingi dengan mie goreng. Trus ditanya menu bekal yang mungkin
dalam seminggu. Ya semacam-macam itulah. Bikin mabok dan shock. Apalagi waktu
yang diberikan singkat. Satu soal harus dijawab dalam kurang dari satu menit. Memang
butuh konsentrasi yang ekstra dan yang paling penting pagi itu harus sarapan
serta tidur yang cukup 1-2 hari sebelum tes.
Tes wawasan kebangsaan (TWK) tidak
terlalu ada kendala yang berarti, saya Alhamdulillah bisa mengerjakan soal
dengan baik (walaupun ga tau bener atau salah). Saya lumayan tenang setelah
memasuki kelompok soal TWK. Karena saya merasa horror sekali di TIU tadi. Haha
Tes
Kepribadian (TKP) agak gamang juga mengerjakan soal ini karena jawabannya
mirip-mirip dan tidak ada yang terlalu buruk untuk dipilih, tapi tetap harus
hati-hati karena setiap opsi ada nilainya, misalnya yang paling tepat poinnya
5, sampai ke yang poin terendah poinnya 1. Disini diminta kejujuran kita untuk
menjawab sesuai dengan kepribadian kita. Namun tetap pilihlah opsi yang “ideal”.
Maksud saya, misalnya ada soal seperti ini “saat sedang memimpin sebuah rapat
yang sangat penting, hp anda berbunyi dan anda dikabarkan bahwa anak anda sakit
dan sedang di perjalanan ke rumah sakit, bagaimana sikap anda? A. mengakhiri
rapat dan buru-buru ke rumah sakit, B. menelpon saudara untuk menyusul anak
anda ke rumah sakit untuk menggantikan anda sampai anda selesai rapat c.
menunda rapat untuk sementara anda ke rumah sakit”. Disini pilihannya semua meragukan,
mungkin dalam keadaan normal anda akan memilih A atau C, tapi dalam penilaian
TKP anda dituntut menjadi manusia ideal dalam konteks dunia kerja, dimana anda
dituntut menjadi pribadi yang bisa memilah kehidupan pribadi dan dunia kerja.
Setelah waktu
habis, otomatis skor akan muncul di monitor computer masing-masing. Saya deg-degan
sebenarnya. Tapi Alhamdulillah nilai saya lewat passing grade. Yaitu TWK 110,
TIU 100 dan TKP 144. Totalnya 354. 10 menit setelah kami meninggalkan ruangan
ujian, nilai kami dipajang di papan pengumuman dan diranking berdasarkan nilai yang
tertinggi. Alhamdulillah lagi nama saya menempati urutan kedua. Urutan pertama
adalah perempuan asal medan, teman saya mengobrol pagi tadi. Tapi sayangnya, ia tidak lolos walaupun skornya 370 karena nilai TWKnya
tidak melewati passing grade. L
Tes kompetensi bidang tahap I hari pertama dilaksanakan
pada tanggal 12 November. Pada tahap ini yang bersisa hanya 17 orang dari 42
orang yang ikut TKD.
Tes ini
dilaksanakan di LPT UI-Salemba. Saya tiba di LPT jam 6.45 sementara registrasi
akan dibuka jam 8. Lebih baik menunggu daripada ditunggu kan? (prinsip ini ga
berlaku untuk kuliah :D). setelah registasi, kita diarahkan ke lantai 2. Tes pertama namanya TI-10. Bagian pertama
ada logika matematika, mencari 2 gambar yang tidak sama, matematika sederhana (awalnya
penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian) tapi akhirnya ada akar, dan
kuadrat-kuadrat yang ribetnya naudzubillah (sebagai mantan anak IPA saya merasa
gagal).kemudian ada rotasi gambar, dijamin pada tes ini buku, kepala, kertas
semuanya ikutan diputar demi mendapatkan perspektif yang benar. Kemudian ada
soal bahasa Indonesia juga, ada 4 narasi yang diikuti oleh 6-8 pertanyaan
setiap narasinya. Pada tes pertama ini kita diberi istirahat 5 menit. Tes kedua
dilanjutkan dengan Tes Kraeplin,
sebelumnya kami ditawarkan untuk tes setelah makan siang, tapi karena kami
ingin menuntaskan segera tes-tes ini maka kami sepakat untuk mengerjakannya
setelah istirahat 5 menit saja. Tapi disinilah petaka dimulai. Saya sendiri
merasa sangat tidak konsentrasi mengerjakannya, karena perut lapar dan ac
ruangan dingin sekali. Tapi saya tetap berusaha semampu saya mengerjakannya
dengan semaksimal mungkin. Setelah ketukan akhir dari psikolog, saya buru-buru
ke kamar mandi. MUNTAH. Menyelesaikan kraeplin setelah menguras tenaga dan otak
sebelumnya membuat kepala pening dan sempoyongan. Sebelum istirahat makan siang
kami disuruh mengisi biodata diri dan menjawab pertanyaan di kertas yang telah
dibagikan, diantara lain: siapakah saya, apa kelebihan yang anda miliki,
sebutkan pengalaman atau prestasi yang pernah anda raih, sebutkan pengalaman
yang membuat anda tertekan dan cara mengatasinya, soal terakhir: apa yang
mendorong anda menjadi pegawai di komisi yudisial? Kita istirahat 45 menit
untuk makan siang dan shalat (dan baik hatinya, KY menyediakan makan siang
gratisssssss untuk peserta tes seluruhnya!!! nb: ayam bakarnya enak J).
Jam 1. 50 kami
masuk kembali ke ruangan, dilanjutkan dengan mengerjakan tes EPPS yang terdiri dari 225 soal yang jawabannya hanya A dan B.
kami disuruh memilih keadaan yang paling mewakili diri kami saat ini. Tes ini
berlangsung sekitar 60 menit. tes
berlanjut dengan tes wartegg, yaitu menggambar
dalam 8 kotak yang sudah terdapat gambar belum sempurna, yang terdiri dari
titik, persegi empat, garis melengkung dll.
Kami disuruh mengerjakan gambar tersebut menjadi gambar yang sempurna. Dan disuruh
menandai gambar yang paling disukai dan yang paling tidak disukai, gambar yang
paling sulit dan gambar yang paling mudah. Selesai wartegg, kami diberikan 2 lembar kertas
A4 untuk menggambar orang dan pohon. Usai
sudah tes TKB tahap I hari pertama, sebelum pulang kami disuruh mengecek
kelompok untuk tes hari kedua (besok).
Tes kompetensi bidang tahap I hari kedua. tes
hari ini terdiri dari tes tertulis tentang Komisi Yudisial, FGD dan wawancara
dengan psikolog.
Tes tentang
Komisi Yudisial terdiri atas 60 soal (pilihan berganda), Alhamdulillah pada tes
ini saya tidak terlalu merasa kesulitan. Hanya saja ada beberapa soal tentang
disiplin pegawai negeri sipil yang saya tidak paham. Tes ini dilaksanakan dalam
waktu 30 menit. Kemudian dilanjutkan dengan tes FGD. Masing-masing kelompok
masuk ke ruangan dan diawasi oleh satu orang psikolog, kami diberikan kertas
yang sudah terdapat 15 pernyataan seputar dunia kerja. Masing-masing kami
disuruh mengurutkannya dari yang paling prioritas sampai ke yang paling tidak
prioritas. Setelah mengerjakan masing-masing selama 10 menit, kami disuruh
mendiskusikannya dengan jawaban teman. Saya tidak paham mengenai penilaian
diFGD kali ini, tapi kami diminta untuk dapat mengkomunikasikan mengapa kita
memprioritaskan poin itu. Psikolognya meminta agar ada kesamaan jawaban dalam
satu kelompok tersebut. misalnya, saya memilih A sebagai prioritas pertama,
tapi teman-teman lain berbeda, kita sepakati mana yang kita setujui sebagai
prioritas. Intinya seluruh jawaban itu harus sama. Karena di kolom itu
dibedakan antara jawaban pribadi dan kesepakatan kelompok. Mungkin dilihat
kemampuan kita mempengaruhi orang lain atas jawaban yang kita yakini (mungkin
sih). Ini berlangsung sekitar 20 menit. Setelah
itu, kami disuruh menunggu panggilan untuk wawancara, saya hanya menunggu
2menit saya sejak keluar dari ruangan, karena nama saya urutan pertama. Saat wawancara
saya tidak terlalu lancar, ada beberapa kata yang harus ditanyakan 2x oleh
psikolog. Karena saya memang grogi saat itu, apalagi sambil mendengarkan
penjelasan saya, dia sambil mencatat di kertas. Dan itu cukup mengganggu saya. Wawancara
berlangsung sekitar 30 menit, dan setelah itu saya bisa langsung pulang.
Tes kompetensi bidang tahap II. Karena hanya
17 orang yang lolos TKD, dari TKB tahap I ke tahap II tidak diberlakukan sistem
gugur. Tes dilaksanakan pada tanggal 26 november. saya dapat jadwal tes shift
kedua, yaitu jam 1 siang. Tapi jam 11 saya sudah sampai di Kantor Komisi yudisial.
Jam 11 itu juga saya disuruh langsung mengerjakan tes tertulis mengenai formasi
yang dilamar (job test) supaya lebih
santai dalam mengerjakannya. Saya melamar untuk 3 formasi, pilihan pertama
adalah analis hukum, pilihan kedua analis keuangan, pilihan ketiga analis program/perencanaan.
Soal untuk formasi analis hukum yaitu
disuruh menjelaskan asas legalitas dan asas retroaktif, perbedaan antara alat
bukti dan barang bukti, serta asas-asas dalam hukum acara perdata, dan analisa
kasus terkait perbuatan merendahkan kehormatan dan keluhuran martabat hakim. Soal untuk
formasi analis keuangan yaitu kami diberikan data keuangan sebuah
perusahaan, lalu perintah soalnya adalah membuat jurnal eliminasi dan menyusun
laporan konsolidasi dua perusahaan tersebut. karena latar belakang saya hukum tata
Negara, soal ini membuat saya meringis, karena saya tak paham sedikitpun
tentang apa yang ditanyakan. Tapi saya tetap mengisi lembar jawaban yang
diberikan, agak kurang elok kalau mengumpulkannya dalam keadaan kosong, lebih
baik diisi walaupun juga nantinya akan dirobek atau malah dilempar sama yang
koreksi, haha. Soal untuk formasi analis
program/ perencanaan cukup manusiawi dibanding soal Analis keuangan. Kami disuruh
menjelaskan keterkaitan antara visi, misi, tujuan, sasaran strategis, program,
kegiatan, dan indikator kinerja, yang terdapat dalam dokumen rencana strategis
dari suatu institusi. Kemudian disuruh menjelaskan jenis-jenis belanja
pemerintah pusat. Soal terakhir kami disuruh membuat TOR kegiatan workshop
dengan tema “mengoptimalkan peran komisi yudisial dalam penegakan KEPPH”.
Setelah shalat
Zuhur, saya dipanggil untuk wawancara dengan pimpinan. deg! Jantung saya berdebar cepat sekali. Pada saat masuk, saya
ketuk pintu terlebih dahulu. Kemudian saya masuk setelah dipersilahkan. Sampainya
di ruangan, saya disuruh duduk, dan di hadapan saya sudah duduk 3 orang; satu
perempuan dan dua laki-laki. Saya hanya kenal yang perempuan (Bu Oni) karena
waktu itu saya pernah ikut pelatihan yang diselenggarakan oleh biro yang
dipimpin beliau. Wawancara dimulai dengan pertanyaan kenapa pengen jadi PNS? Kenapa
di KY? Apa yang membuat kamu memilih KY? Kenapa S2 di UGM? Kenapa ga di Andalas aja? Apa
yang kurang dari KY saat ini? Apa masukan kamu untuk KY ke depannya? Apakah kewenangan
KY perlu ditambah? Sudah punya pacar atau belum? Ada rencana nikah kapan? Buku apa
saja yang sudah dibaca sampai habis? Kapan terakhir baca buku? Seputar itulah,
dari satu jawaban yang saya berikan muncul lagi pertanyaan selanjutnya (jadi
hati-hatilah memberikan jawaban, kalau bisa jawaban itu ga memberi celah untuk
pertanyaan selanjutnya, tapi kalau kamu menguasainya dengan baik, justru itu
akan memberikan nilai plus). Pertanyaan terakhir adalah: apa kelebihan kamu
yang membuat kami harus memilihmu untuk menjadi pegawai di Komisi Yudisial? Menurut
saya, pertanyaan ini adalah pertanyaan inti ya, karena selain letaknya di akhir
dan kamu tidak akan bisa memperbaikinya setelah itu, jawaban ini harus membuat
mereka berpikir bahwa kamu patut untuk dipertahankan. Sebisa mungkin berilah
jawaban yang ada kaitannya dengan formasi yang kamu lamar. Saya yang memang
sangat ingin lolos di pilihan pertama (analis hukum), waktu itu saya menjawab:
saya teliti, saya rajin membaca dan menganalisa sesuatu dengan cermat, sehingga
ketika saya melihat sesuatu kesalahan, saya akan menyadarinya dengan cepat. Jawablah
dengan tetap tersenyum agar tidak terlihat sombong. Setelah itu saya
diberitahukan bahwa sesi wawancara telah selesai, saya pun menyalami tangan
pewawancara satu persatu, pada saat bersalaman dengan Bu Oni beliau mengucapkan
selamat ulang tahun kepada saya, dan diikuti oleh pewawancara lainnya. Bahkan di
ruangan saya disuruh menyanyi dan menari, tentu saja saya menolak dengan halus
dan menjelaskan kalau saya tidak bisa keduanya. Merekapun mengijinkan saya
meninggalkan ruangan, namun saat meraih gagang pintu, Bu Oni memanggil saya,
dan tentu saja saya kembali berbalik badan ke arah beliau. Beliau menanyakan
apa keinginan saya di hari ulang tahun ini, spontan saya jawab “ Saya ingin
lulus di KY bu..” sontak bapak dan ibu itu tertawa mendengar jawaban saya
sambil berkata “ah.. kamu ini bisa aja!”. Secara garis besar wawancara dengan
pimpinan ini tidak terlalu berat, karena di ruangan saya hanya merasa seperti
diskusi di ruang perkuliahan saja. Lain halnya dengan wawancara dengan psikolog
tempo hari, lebih terasa ada intimidasi, apalagi dengan tatapan dingin sang psikolog. Hiiiyyyyyy…
Begitulah akhir
dari rentetan tes yang saya ikuti di Komisi Yudisial. Sampai pada tanggal 21
Januari 2015 Allah mengganjar semua usaha dan doa saya dengan sebuah kelulusan
yang manis. Saya sangat bersyukur atas kelulusan ini, karena impian saya dari
dua tahun yang lalu terwujud. Saya dapat mengambil hikmah dari segala rencana Allah ini,
jika saya lulus tahun lalu, maka kuliah saya akan terkorbankan, karena saya
baru kuliah satu semester (cuti kuliah di UGM hanya diperkenankan bagi yang
telah mengikuti perkuliahan selama 2 semester). Saat ini saya telah
menyelesaikan seluruh mata kuliah (3 semester) dan telah seminar proposal. Jadi
saya bisa mengerjakan draft tesis saya sambil bekerja di Komisi Yudisial tanpa
harus cuti kuliah. Alhamdulillah.. sungguh rencana Allah itu memang
sangat-sangat indah.
thank's uni sharing nya...
BalasHapusterima kasih banyak kak untuk sharing pengalamannya, doakan saya bisa bergabung dengan kakak tahun ini ya :)
BalasHapusTerima kasih sharingnya😊 semoga bisa bergabung dengan mbak taun ini aamiin😇🙏
BalasHapusTerima kasih sharingnya😊 semoga bisa bergabung dengan mbak taun ini aamiin😇🙏
BalasHapusBagaimana perasaannya selama ini bekerja di komisi yudisial?
BalasHapus